2 Cara Manajemen Bandwidth Dengan MikroTik

Ada 2 fitur pada MikroTik untuk bagaimana mengatur bandwidth pada MikroTik :

Simple Queue – dirancang untuk mempermudah mengatur bandwidth untuk alamat IP tertentu dan / atau subnet.
Queue Tree – Untuk implementasi manajemen bandwidth lanjutan, membutuhkan marking packet pada fitur Mangle ( /ip firewall mangle).

Mengatur Bandwidth Menggunakan Simple Queue

Simple Queue adalah fitur / fungsi pada MikroTik RouterOS untuk membagi bandwidth komputer client yang sederhana dan paling mudah. Yang dapat menentukan kecepatan download dan upload maksimum berdasarkan IP Address komputer client.

Contoh, kita akan menentukan kecepatan download dan upload maksimum untuk komputer yang mempunyai IP Address 192.168.0.6 sebesar : maksimum download 1mbps dan maksimum upload 512kbps. Di Winbox klik menu “Queue >> tab Simple Queues >> klik Add [+]

Parameter Simple Queue :

  • Name : isi dengan nama user/komputer
  • Target : isi ip address client yang ingin dibatasi. Parameter ini bisa diisi dengan :
    Single IP (192.168.0.6)
    Network IP (192.168.0.0/24) IP client dari 192.168.0.2-192.168.0.254
    IP lebih dari 1 (192.168.0.6,192.168.0.7) klik tombol panah bawah kecil di sebelah kanan kotak isian untuk menambahkan IP.
  • Max Limit : [Target Upload] [Target Download] tentukan batasan bandwidth dengan memilih dengan klik drop down atau di ketik manual satuan bps (bit per second).

Dengan settingan seperti di atas, komputer client yang mempunyai IP address 192.168.0.6 akan mendapatkan maksimum kecepatan download 1mbps & upload 512kbps.

Mengatur Bandwidth Menggunakan Queue Tree

Pada Queue Tree implementasi manajemen bandwidth di mikrotik membutuhkan marking packet “matcher” pada fitur Mangle ( /ip firewall mangle). Jadi kita harus mendefinisikan sebuah koneksi terlebih dahulu dan menandainya (marking) agar bisa kita terapkan manajemen bandwidth untuk marking koneksi tersebut. Misalnya kita akan menandai koneksi/paket berdasarkan src-address (IP asal). Karena queueing pada Queue Tree mempunyai aliran paket secara satu arah. Jadi kita membuat marking untuk koneksi download & upload berdasarkan in-out interface gateway/internet, dan src-dst IP Address asal dan tujuan.

pertama kita buat mark packet download & upload si boss terlebih dahulu. IP >> Firewall >> Mangle

/ip firewall mangle
add action=mark-packet chain=forward dst-address=192.168.0.3 in-interface=\
pppoe-speedy log-prefix="" new-packet-mark=big_boss.down passthrough=no
add action=mark-packet chain=postrouting log-prefix="" new-packet-mark=big_boss.up \
out-interface=pppoe-speedy passthrough=no src-address=192.168.0.3

Kedua, kita tandai paket download & upload komputer semua karyawan. IP >> Firewall >> Mangle

/ip firewall mangle
add action=mark-packet chain=prerouting in-interface=pppoe-speedy log-prefix="" \
new-packet-mark=all_staff.down passthrough=no
add action=mark-packet chain=postrouting log-prefix="" new-packet-mark=all_staff.up \
out-interface=pppoe-speedy passthrough=no

Karena pada rules firewall mangle di mikrotik berlaku hirarki/urutan, jadi pada marking koneksi komputer karyawan saya tidak masukan lebih spesifik parameter src-address/dst-address nya. Karena pada baris 1 & 2 sudah ada marking untuk IP address si bos, jadi pada rules dibawahnya IP Address 192.168.0.3 akan diabaikan karena sudah diproses terlebih dahulu. Mikrotik akan menganggap pada mark packet “all_staff.up & all_staff.down ” adalah paket koneksi download & upload semua IP Address selain 192.168.0.3.

sumber : modalsemangat.com

1 Comment

  1. Sebastian

    Kondisi seperti ini, biasanya cloud mikrotik userman ada di data center, satu sisi ms yang sangat kecil dan sekarang banyak penjual cloud mikrotik dengan harga murah.

Leave a Reply